Dalam beberapa jam pertama setelah pemaparannya kepada media, Dolly, domba betina hasil kloning, menjadi sensasi. Bahkan sebelum artikel ilmiahnya dipublikasikan, beberapa ilmuwan mencoba menekan pimpinan dari majalah NATURE agar tidak menerbitkannya. Memang benar bahwa artikel itu menjelaskan, secara rinci, prosedur yang membuatnya mungkin untuk mereproduksikan eksperimen tersebut.
Meng-klon mamalia ada dalam jangkauan ahli biologi baru manapun, dan formula untuk kloning manusia tentunya sangat serupa.
Meskipun Dolly dianggap sebagai preseden yang berbahaya, dia bukan "makhluk" pertama yang dimodifikasikan secara genetik, yang eksistensinya mengganggu media. Binatang-binatang transgenik sekarang sudah umum berada dalam laboratorium-laboratorium umum dan swasta. Binatang-binatang itu sesungguhnya "tabung-tabung percobaan" yang diciptakan untuk memahami penyakit-penyakit manusia atau untuk memprodusir protein-protein kompleks. Dibandingkan dengan domba-domba yang memprodusir antibodi-antibodi manusia atau babi-babi yang memprodusir anti-pembekuan, Dolly tidak begitu menakutkan.
Hampir dua puluh tahun yang lalu tikus transgenik pertama diciptakan dengan menyuntikkan DNA manusia ke dalam inti dari telor tikus yang baru-baru ini dibuahi. Dewasa ini, tikus-tikus yang dimodifikasikan secara genetik bisa di dapat sesuai pesanan. Anda ingin mempelajari bagaimana beberapa gene menyebabkan kanker? Tikus-tikus yang mengandung 'p53' yang dimodifikasikan disediakan untuk anda, dan apa yang harus anda lalukan adalah ikutilah perkembangan tumor-tumor. Anda ingin tahu apakah kelebihan amiloid dapat merupakan penyebab dari penyakit Alzheimer?
Mudah, apa yang harus anda lakukan adalah menyuntikkan gene dari protein manusia ke dalam embrio tikus. Lalu ikutilah perkembangan otak dari tikus dewasa.....
Anda sangat ingin mengetahui apakah beberapa antibodi esensial untuk melindungi diri dari infeksi ini dan itu? Apa yang harus dilakukan adalah menghapuskan program yang mengijinkan produksi antibodi, dan mengikuti perkembangan infeksi. Tikus apapun yang anda inginkan, yang harus anda lakukan adalah memesannya. mammouth.jpg (5715 bytes)
Apabila itu mengenai produksi protein-protein khusus, anda akan disarankan untuk mencari mamalia yang lebih besar.
Perusahaan Genzyme Transgenics, dari Massachusetts, mengubah domba-domba sehingga domba-domba itu dapat memproduksi antithrombine III, suatu protein yang memungkinkan untuk mengontrol pembekuan darah. Protein yang diambil dari susu merupakan tiruan yang tepat dari protein manusia. Beberapa kandang jauhnya dari Dolly, perusahaan PPI Therapeutics memprodusir antitrypsine dari domba-domba betina dan lactalbumine dari sapi-sapi. Di Virginia, babi-babi mendapat pasaran untuk produksi Faktor VIII manusia.
Sesungguhnya, mengenai anak-anak sapi, sapi-sapi, babi-babi, manapun yang anda pilih, akan ada losinan laboratorium yang dapat menyediakannya, dan apabila anda menginginkan kloning manusia dalam beberapa bulan, kami dapat bertaruh bahwa akan ada beberapa laboratorium dengan kemampuan untuk menghasilkan itu.
Suatu jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa 53 % orang-orang Amerika menentang kloning, bahkan untuk binatang, tetapi 71 % menyatakan mereka bersedia memikirkan kembali tentang hal itu apabila penemuan itu dapat membantu menyelamatkan kehidupan. Enam persen dari mereka bahkan bersedia untuk mengijinkan dirinya di-klon. Kemarin ahli biologi Inggeris R. Dawkins mengatakan bahwa dia bersedia untuk bergabung dengan mereka, tentu saja hanya untuk keinginan tahu ilmiah.
filler.jpg (4431 bytes) Tetapi, tak seorangpun dipermainkan. Apa yang anda perlukan adalah sedikit pikiran sehat untuk memahami bahwa setiap orang yang mencintai dirinya sendiri sekecil apapun akan wajar bila tergoda untuk mempunyai kesempatan lain untuk hidup muda lagi. Aspirasi ini, sesungguhnya, telah membawa banyak tim untuk membuka rahasia-rahasia panjang umur dan membetulkan mekanisme-mekanisme penyebab ketuaan.
Jumlah tindakan-tindakan pemudaan kembali berlipat ganda. "Publikasi dalam bidang ini begitu banyak sehingga menjadi sulit untuk mengikutinya", kata seorang profesor Geriatrik dari Paris.
Media dapat menjadi bersifat menghasut seperti yang diinginkannya, pemimpin-pemimpin agama dapat memuntahkan gambaran-gambaran "apocalypse" dan mengundang "Tuhan" dengan doa-doa, namun mereka tidak akan meniup mati percikan kecil yang membuat kita ingin hidup.
Presiden Clinton menyatakan "Dolly menimbulkan masalah-masalah tata susila yang nyata". Seorang wartawan Inggeris menekankan bahwa keuntungan menjadi presiden terletak pada kenyataan bahwa tak seorangpun mempunyai nyali untuk memintanya agar lebih saksama menilai masalah-masalah ini. Dengan demikian, sejak 25 Pebruari, membaca tentang karangan-karangan yang diterbitkan mengenai masalah-masalah etika ini, tidak benar-benar mencerahkan kita tentang isinya. Beberapa menyebutkan agar hormat pada individu, suatu konsep yang akan menarik untuk terus diperdebatkan di dunia ini dimana persesuaian adalah normanya. Debat filosofis adalah lemah. Mendasari seluruh wacana ini terjadilah gagasan-gagasan yang tak akan mengejutkan seorangpun: "Untuk meng-klon saya ya, tetapi tentu saja bukan orang lain... Apabila mereka meng-klon yang terbaik di antara kita, apakah saya akan ada di antara mereka?" Bila mereka nyata-nyata akan meng-klon yang terburuk di antara kita, kita harus menghentikannya sekarang.
Jadi, masalah mendasarnya bukanlah "Dolly atau bukan Dolly", tetapi "Dolly ya, tetapi bagaimana?".
Dan jawabannya, kita tahu, menyarankan suatu kesadaran tingkat tinggi. Program demikian tak dapat dibuat seadanya, dan tak dapat dilaksanakan dengan tegesa-gesa, dijadikan pusat perhatian umum, tetapi harus disusun, hari demi hari, dengan kebangkitan umat manusia yang sadar mengenai perbedaan-perbedaan yang menyusunnya, dan yang telah memutuskan untuk memberi jaminan kebahagiaan bagi setiap orang.
Ini adalah tantangan sehingga sekelompok pemberontak telah memutuskan untuk menerimanya dengan mengikuti Rael. Jadi, panjang umur Dolly dan yang lainnya...
Selasa, 18 November 2008
Kultur Jaringan Anggrek
Perkembangan kultur jaringan di Indonesia terasa sangat lambat, bahkan hampir dikatakan jalan di tempat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, tidaklah heran jika impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri nursery-nursery anggrek di negara kita. Selain kesenjangan teknologi di lini akademisi, lembaga penelitian, publik dan pecinta anggrek, salah satu penyebab teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang ’sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis anggrek spesies tersebar di hutan wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek silangan yang memiliki nilai komersial tinggi. Potensi tersebut akan menjadi tidak berarti manakala penebangan hutan dan eksploitasi besar-besaran terjadi hutan kita, belum lagi pencurian terang-terangan ataupun “terselubung” dengan dalih kerjasama dan sumbangan penelitian baik oleh masyarakat kita maupun orang asing.
Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri bahwa metode terbaik hingga saat ini dalam pelestarian dan perbanyakan anggrek adalah dengan kultur jaringan, karena melalui kuljar banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan dengan metode konvensional.
Secara prinsip, lab kultur jaringan dapat disederhanakan dengan melakukan modifikasi peralatan dan bahan yang digunakan, sehingga sangat dimungkinkan kultur jaringan seperti ‘home industri’. Hal ini dapat dilihat pada kelompok petani ‘pengkultur biji anggrek’ di Malang yang telah sedemikian banyak.
Beberapa gambaran dan potensi yang bisa dimunculkan dalam kultur jaringan diantaranya adalah :
* Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
* Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan
* Dengan tekhnik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)
* Kloning, tekhnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah mampu melakukan tekhnik ini.
* Mutasi, secara alami mutasi sangat sulit terjadi. Beberapa literatur peluangnya 1 : 100 000 000. Dengan memberikan induksi tertentu melalui kultur jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman yang mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
* Bank plasma, dengan meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa mengoleksi tanaman anggrek langka tanpa harus memiliki lahan yang luas dan perawatan intensif. Baik untuk spesies langka Indonesia maupun dari luar negeri untuk menjaga keaslian genetis yang sangat penting dalam proses pemuliaan anggrek.
Affandi
AFFANDI (1907 – 1990)
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya. Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat. Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu. Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis. Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan kekuatan ekspresi.
Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat bawah. Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu mengguha empatinya. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya. Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan symbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup. Tangan menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya. Kaki merupakan untkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.
Pengemis / The Begger (1974)
Cat minyak di atas kanvas / Oil on canvas, 99 x 129 cm, Inv. 678/SL/C
HSM 3
Ada yang udah nonton hsm 3?
Nih resensinya..
Menjalani tahun terakhir di SMA bisa punya banyak arti. Ada yang berharap masa ini cepat berakhir agar mereka bisa segera masuk universitas yang artinya lebih banyak 'kebebasan' namun tak jarang yang berharap masa SMA tak pernah berakhir.
Troy Bolton (Zac Efron) dan Gabriella Montez (Vanessa Hudgens) adalah jenis yang terakhir. Seiring waktu yang berjalan, mereka semakin gelisah. Mereka sadar bahwa tak lama lagi mereka akan berpisah karena harus menempuh jalan hidup mereka masing-masing.
HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR
Bersama anggota Wildcats yang lain termasuk Sharpay Evans (Ashley Tisdale), Ryan Evans (Lucas Grabeel), Chad Danforth (Corbin Bleu), Taylor McKessie (Monique Coleman), dan Kelsie Nielson (Olesya Rulin) mereka lalu mencoba mengungkapkan kegundahan mereka lewat musik yang mereka pentaskan.
Bagian ketiga dari sekuel HIGH SCHOOL MUSICAL ini masih dipercayakan pada sutradara sekaligus koreografer Kenny Ortega yang juga menggarap dua sekuel sebelumnya. Tak cuma sang sutradara, keenam aktor dan aktris pendukung film ini pun tetap kembali memegang peran sebelumnya.
HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR
Karena film bertema musikal ini dilepas dengan target penonton 'keluarga', maka jangan terlalu berharap mendapat suguhan cerita yang realistis. Malah bisa dibilang alur cerita film ini lebih mirip dongeng anak-anak. Semua masalah pasti bisa diselesaikan selama masih ada teman yang setia. Ini tak mengherankan karena bila dibuat lebih realistis, maka film ini akan jadi terlalu berat untuk dicerna anak-anak.
Dari sisi akting, mungkin para pemain utama film ini tak terlalu mengalami masalah karena mereka telah beradaptasi dengan karakter tokoh yang mereka perankan sejak bagian pertama film ini. Dan yang jelas waktu dua tahun yang berlalu sejak bagian pertama yang dilepas tahun 2006 pasti telah membuat para aktor dan aktris pendukung film ini lebih 'dewasa' dalam masalah akting.
HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR
Film HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR ini juga tercatat sebagai sekuel yang menghabiskan biaya produksi paling tinggi bila dibanding dengan dua sekuel sebelumnya. Hasilnya, sebuah tontonan yang cukup memanjakan mata, tentunya bila Anda suka dengan film-film bertema musikal.
Salah satu kelemahan dari film ini bisa jadi adalah tema yang tak terlalu 'menggigit'. Dengan tema yang seringan ini, film ini bisa jadi hanya akan memuaskan para fans lama dari sekuel ini. Sementara di saat yang sama film ini tak akan mampu menggaet para penggemar baru.
Trailernya....
Nih resensinya..
Menjalani tahun terakhir di SMA bisa punya banyak arti. Ada yang berharap masa ini cepat berakhir agar mereka bisa segera masuk universitas yang artinya lebih banyak 'kebebasan' namun tak jarang yang berharap masa SMA tak pernah berakhir.
Troy Bolton (Zac Efron) dan Gabriella Montez (Vanessa Hudgens) adalah jenis yang terakhir. Seiring waktu yang berjalan, mereka semakin gelisah. Mereka sadar bahwa tak lama lagi mereka akan berpisah karena harus menempuh jalan hidup mereka masing-masing.
HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR
Bersama anggota Wildcats yang lain termasuk Sharpay Evans (Ashley Tisdale), Ryan Evans (Lucas Grabeel), Chad Danforth (Corbin Bleu), Taylor McKessie (Monique Coleman), dan Kelsie Nielson (Olesya Rulin) mereka lalu mencoba mengungkapkan kegundahan mereka lewat musik yang mereka pentaskan.
Bagian ketiga dari sekuel HIGH SCHOOL MUSICAL ini masih dipercayakan pada sutradara sekaligus koreografer Kenny Ortega yang juga menggarap dua sekuel sebelumnya. Tak cuma sang sutradara, keenam aktor dan aktris pendukung film ini pun tetap kembali memegang peran sebelumnya.
HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR
Karena film bertema musikal ini dilepas dengan target penonton 'keluarga', maka jangan terlalu berharap mendapat suguhan cerita yang realistis. Malah bisa dibilang alur cerita film ini lebih mirip dongeng anak-anak. Semua masalah pasti bisa diselesaikan selama masih ada teman yang setia. Ini tak mengherankan karena bila dibuat lebih realistis, maka film ini akan jadi terlalu berat untuk dicerna anak-anak.
Dari sisi akting, mungkin para pemain utama film ini tak terlalu mengalami masalah karena mereka telah beradaptasi dengan karakter tokoh yang mereka perankan sejak bagian pertama film ini. Dan yang jelas waktu dua tahun yang berlalu sejak bagian pertama yang dilepas tahun 2006 pasti telah membuat para aktor dan aktris pendukung film ini lebih 'dewasa' dalam masalah akting.
HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR
Film HIGH SCHOOL MUSICAL 3: SENIOR YEAR ini juga tercatat sebagai sekuel yang menghabiskan biaya produksi paling tinggi bila dibanding dengan dua sekuel sebelumnya. Hasilnya, sebuah tontonan yang cukup memanjakan mata, tentunya bila Anda suka dengan film-film bertema musikal.
Salah satu kelemahan dari film ini bisa jadi adalah tema yang tak terlalu 'menggigit'. Dengan tema yang seringan ini, film ini bisa jadi hanya akan memuaskan para fans lama dari sekuel ini. Sementara di saat yang sama film ini tak akan mampu menggaet para penggemar baru.
Trailernya....
Kamis, 13 November 2008
14 nov
gue capeeeeeeeeeeee banget hari ini, ga ngerti pelajaran matematika lagi. orang pas pelajaran gue malah main find words. terus pas pulang gue kerumah dati dulu abis itu langsung ke happy puppy buat karaokean. hahaha .tapi besok ngambil rapot. mamen pliss dong bisa pingsan gw ngeliat nilai nilai gw . orang belakangan ini gw main mulu sama para saaaaampah.
Langganan:
Postingan (Atom)